Jumat, 08 Juli 2011

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan media massa tidak hanya untuk kepentingan bisnis yang profesional namun telah dikembangkan sebagai sarana kontrol sosial dan pendidikan dalam penyebaran informasi dikhususkan media massa cetak. Ini artinya surat kabar tersebut tak akan terlepas begitu saja dengan aspek-aspek bagaimana cara memperhatikan artikel tulisan jurnalism dalam menyampaikan informasi kepada khalayak.
Dengan demikian cara surat kabar mempertahankan penerbitanya merupakan hal yang terpenting sebagai salah satu bentuk kekosistensi sebagai surat kabar yang bermutu informasi tinggi. Hal ini dapat dilihat dari semua surat kabar memiliki ke khasan sendiri-sendiri dalam menyampaikan informasi untuk khalayak pembaca, ini juga tak dapat dipisahkan dalam pengolahan surat kabar dari keberadaan bisnis. Bahkan terkadang artikel tulisan jurnalism yang diterbitkan melenceng dari apa yang telah terjadi, alhasil berita yang tak relevan menjadi relevan untuk kepentingan publik pembaca dan tekadang hanya menjelaskan sepihak yang tidak seimbang dalam menyampaikan informasi.Sehubungan dengan fungsi dari suratkabar itu sendiri adalah untuk menyampaikan informasai, sebagai sarana pengontrolan sosial, dan sebagia pendidikan, tentu surat kabar dituntut dengan sendirinya untuk melayani kebutuhan pembaca dalam mendapatkan informasi yang relevan kepada khalayak dengan tujuan untuk mempertahankan opla surat kabar itu sendiri.
Dari semuanya bila tidak didukung oleh aspek dan fungsi yang mutu dari informasi yang ditulis oleh jurnalism bisa jadi akan ditinggalkan pembacanya. Kalau sudah begitu surat kabar tersebut akan kehilangan TRUS (kepercayaan pembaca) dalam menyampaikan beritanya dan akan kehilangan pembaca setianya. Alhasil opla yang di dapat surat kabar tersebut tidak banyak, ini artinya tujuan untuk penyebaran informasi kepada khalayak terganggu dan dapat dikatakan gagal.
Pertumbuhan surat kabar di Indonesia kian tinggi secara kualitas dalam menyampaikan informasinya dan persaingan untuk mendapatkan opla yang tinggi pun tak terelakkan. Masing-masing surat kabar memiliki caranya sendiri dalam mengolah secara fungsional dari surat kabar, secara bisnis menguntungkan dan secara idealisme juga tak ketinggalan. Dalam posisi demikian surat kabar dituntutan untuk memilih seorang jurnalistik propesionallah sebagai divisi yang terpenting dalam surat kabar.Cara yang telah dilakukan surat kabar bagaimana surat kabar untuk memperoleh opla dan kepercayaan oleh khalayak pembaca dan tentu juga diharapkan akan menjadi kebutuhan informasi yang bermutu tinggi kebada khalayak pembaca,dan surat kabar sangat berkaitan erat dengan kemampuan manejemen, pasar atau target audiens untuk kepentingan diri surat kabar tersebut. ini merupakan bukti kongkrit bahwa antara surat kabar terjadi persaingan dalam memperebutkan sumber berita.
Sehubungan dengan isi berita yang berkualitas surat kabar seharusnya memiliki informasi berdasarkan kejadian fakta dan relevan untuk pembaca, hal inibisa dilihat dari bagaimana cara surat kabar memperoleh sumber berita, frekuensi pemunculan berita atau aspek yang diteliti dalam berita, volume dalam berita, penyataan yang diungkap dan lain sebagainya. Dewasa ini alasan kenapa surat kabar menjadi penting untuk khalayak, karena surat kabar merupakan kumpulan berita informasi yang terjadi dikehidupan sehari-hari masyarakat sekitar, informasi ini menjadi penting seseorang pembaca khususnya mahasiswa yang bersangkutan dalam memajuan media massa cetak yaitu mahasiswa yang mendalami ilmu komunikasi sebagai landasan untuk mengamati perkembangan yang terjadi di media massa cetak, dan peranan penting surat kabar dalam kebutuhan informasi untuk mahasiswa. Alhasi mahasiswa memiliki peranan penting untuk membaca surat kabar karena bertujuan untuk mengetahui informasi yang terjadi dan untuk menganalisis tentang kebebasan pers yang dilakukan oleh jurnalism mengenai tulisan artikel jusnalism yang dimuat oleh surat kabar.
Alasan kenapapentingmenganalisis pembaca surat kabar dikalangan mahasiswa komunikasi di Universitas Muhammadya Malang (UMM) karena antara lain adalah (1) untuk mengetahui mahasiswa jurusan komunikasi di UMM dalam mencari informasi berita melalui media massa, (2)menganalisis anatara mahasiswa satu dengan yang lain memiliki kebutuhan informasi yang berbeda, (3)menganalisis peranan surat kabar koran jawa pos Malang menjadi kebutuhan informasi penting untuk kalangan mahasiswa komunikasi, (4)sebagai suatu analisis berapa banyak mahasiswa komunikasi membutuhkan surat kabar sebagai media informasi, (5)menganalisis surat kabar (koran) sebagai kepentingan mahasiswa dalam materi perkuliahan.
Dapat digaris bawahi alasan mengapa memilih untuk menganalisis surat kabar jawa pos Malang dalam peran penting untuk kebutuhan informasi mahasiswa, khususnya jurusan komunikasi di universitas muhammadya malang (UMM) adalah karena mahasiswa komunikasi dalam kiprahnya nanti tidak jauh dalam bidang media massa salah satunya media massa cetak, dan dapat dikatakan peranan terhadap pentingnya informasi dari surat kabar jawa pos malang sebagi layanan pendidikan sosial dan pengontrolan sosial politik untuk mahasiswa. Disamping itu kepentingan mahasiswa dituntut untuk selalu mengerti kabar hari ini, dimana selalu ada informasi yang terkait dengan kepentingan mahasiswa tersebut, dengan demikian sangatlah penting dalam pembelajaranmahasiswa untuk mencari informasi lewat surat kabar jawa pos malang sebagi pengetahuan berita dalam kehidupan masyarakat yang terjadi di Malang. Alhasil peranan Malang post untuk mahasiswa perlu di analisis, apakah selalu menjadi kebutuhan sebagai informasi pendidikan dan pengontrolan pers atau sebaliknyan surat kabar Malang post hanya menjadi kebutuhan bila ada tugas dalam materi yang ada dalam jurusan komunukasi yaitu jurnalistik, publik relesions, dan audio visual yang terkait dalam komunikasi massa.Hal ini akan menjadi jelas bagaimana pandangan mahasiswa komunikasi tentang peranan penting informasi dalam surat kabar untuk kepentingan dirinya sendiri, dan dapat diartikan semua berita dalam surat kabar Malang post menjadi penting dari sebagaian mahasiswa manakala surat kabar yang dianggap mutu dan berkualitas isi dalam beritanya.
Dalam analisis ini hanya akan dikaji tentang peranan penting mahasiswa jurusan ilmu komunikasi di UMM terhada surat kabar Malang post. dan dalam analisis ini memakai teori polling yang artinya berapa banya mahasiswa ilmu komunikasi membutuhkan surat kabar jawa pos Malang sebagai media informasi, pendidikan dan pengontrolan sosial, dan memakai teori Niche yang artinya untuk menganalisis populasi surat kabar di UMM dengan dapat mengetahui peranan surat kabar ( Malang post ) sebuah media massa informasi. Disamping itu juga bisa diketahui tingkat berapa besar kepentingn surat kabar untuk mengamati kebebasan pers dalam surat kabar Malang post. Sehubungan dengan penjelasan analisis di atas kepentingan berita dan pengaruh terhadap berita di surat kabar dapat dihitung melalui teori polling dan wawancara kepada mahasiswa komunikasi dan ditinjau dengan melakukan reset atau cek and recek setiap hari untuk mendapatkan data yang lebih terinci dari analisis teori polling.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran surat kabar Malang Post untuk mahasiswa komunikasi sebagai kebutuhan informasi atau untuk penyelesaian tugas kuliah ?
2. Bagaimana menganalisis koran yang sesuai dengan kepentingan kebutuhan informasi mahasiswa ?
1.3. Tujuan Analisis
1. Untuk mengetahui polling berapa banyak mahasiswa komunikasi di UMM yang menjadikan surat kabar koran Malang Post sebagai kebutuhan informasi.
2. Untuk mengetahui penerimaan koran Malang Post kepada mahasiswa komunikasi sebagai suatu kebutuhan informasi.
1.4. Manfaat Analisis
1. Secara teoritis dan metodelogis analisis ini diharapkan berguna untuk mengetahui opla di Malang post dan berharap mahasiswa komunikasi untuk menjadikan koran Malang post sebagai kebutuhan informasi selayaknya fungsi dari media cetakmenganalisis peranan surat kabar koran Malang post menjadi kebutuhan informasi penting untuk kalangan mahasiswa komunikasi.
2. Secara praktis agar bisa digunakan sebagai cerminan bahan informasi media massa yang penting dalam peranan mahasiswa khususnya komunikasi.
1.5. DEFINISI OPERASIONAL
1.5.1. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi konsep ( atau definisi secara singkat dari satu masalah ) sangat diperlukan dalam penelitianagar tidak terjadi salah pengertian dan persoalan tidak semata mata hanya bertujuan penggambaran melainkan ada pengaplikasian secara nyata. Dan dari setiap isitilah dalam konsep menjelaskan dan mendefinisikan apa pengertian yang terkandung dalam setiap istilahsebagai berikut.
a) Analisisialahpenyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb).
b) Peranan adalah tindakan yang dilakukan yang bersifat aktif untuk setiap tidakan atau dapat juga diartikan kecenderungan dan cara pandang dalam melakukan sesuatu.
c) Media adalah alat sarana komunikasi atau sarana pengaplikasian komunikasi yang banyak dapat melalui seperti media cetak, elektronik, dan internet.
d) Media cetak merupakan media yang dapat diaplikasikan melalui print atau pencetakan seperti koran, majalah dan lain sebagainya.
e) Koran malang post adalah salah satu surat kabar harian yang setiap hari terbit di kawasan kota Malang.
f) Mahasiswa adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya dalam ikatannya dengan perguruan tinggi.
g) Ilmu komunikasia dalahsuatupesan yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator melalui media tertentudengan symbol-simbol tertentu.
h) Mahasiswa komunikasi adalah salah satu status jurusan yang ada di perguruan tinggi yang mengkhususkan mempelajari ilmu komunikasi.
i) UniversitasMuhammadyah Malang adalahsalahsatuperguruantinggiswasta di Kota Malang di jalanTlogomas No 8.











BAB II
LANDASAN TEORI PUSTAKA
2.1. Landasan teori
2.1.1. Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa
“Media massa adalah media yangdigunakan sebagai sarana komunikasi dan kebutuhan informasi yang melibatkan penerimaan pesan tersebar dimanapun tanpa diketahui keberadaanya. Media massa adalah alat yang digunakan dalam pencapaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar (Canggara, 2003, p.53).
Media massa mempuyai peran penting yang dimainkan dalam masyarakat untuk menjadikan informasi kepada pembaca,beberapa peran penting iyu adalah
1. Jendela pengetahuan yang meluaskan pandangan kita dan memunkinkan kita mampu memahami yang terjadi disekitar kta, tanpa campurtangan pihak lain atau sikap memihak.
2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberikan makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.
3. Pembawa atau pengantar informasi serta sebagai pengontrol social.
4. Jaringan interaksi yang menghubungkan pengirim dengan penerima pelbagai umpan balik imformasi.
5. Papan penunjuk jalan yang secara aktif melihatkan arah, memberikan bimbingan atau instruksi.
6. Penyiaran yang memilih bagian pengalaman yang perlu diperhatikan secara khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya, baik secara sadar maupun tidak.
7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat sendiri , biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan karena adanya penonjolan terhadap segi yang mereka ingin hakimi atau cela
8. Tirai atau penutup yang kebenarandemi penciptaan tujuan atau penlarian tujuan propaganda atau pelarian dari kenyataan.
Dari berbagai media massa yang ada, surat kabar banyak dipilih oleh masyarakat sebagai media komunikasi dan media informasi karena ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh surat kabar. Beberapa kelebihan surat kabar ini dapat dilihat dari karakteristik khusus yang berbeda dengan media yang lain (Ardinato dan Erdinaya,2005,p.104) yaitu:

1. Publisitas adalah penyebaran pada khalayak yang dapat diterima sebanyak-banyaknya dari pesan surat kabar.
2. Periodesitas adalah menunjukan pada keteraturan penerbitan yang setiap hari dapat dinikmayi khalayak pembaca.
3. Universalitas menunjukan pada kemestaan isinya yang beraneka ragam dan seluruh dunia dengan didasari aspek kehidupan manusia.
4. Actualitas keadaan informasi yang sebenarnya yaitu l;aporan tercepat mengenai fakta atau opiniyang relevansi.
5. Terdokumentasikan adalah memiliki beberapa artikel dari surat kabar yang dapat di dokumentasikan sebagai arsip pribadi.



2.1.2. Definisi Berita
Berita lebih mudah diketahui dari pada difinisinya. Berita merupakan hasil dari seorang journalism dalam menyampaikan informasi melalui surat kabar atau Koran dengan melakukan reset dan cek and recek, mengelola data menyimpulkan dan menyiarkan kepada khalayak. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi tak semua orang dapat menjadi informasi berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil dari masyarakat setempat yang telah dilaporkan.
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan penting bagi semua khalayak, melalui media bersekala seperti surat kabar, radio, dan televise (Sumardiria,2005).
2.1.3. Jenis-jenis Berita
Menurut Sumandiria (2005, p.69) pembagian jenis-jenis berita adalah sebagai berikut:
1. Straight news adalah laporan berita langsung mengenai suatu kejadian, yang disajikan dalam waktu singkat dan memiliki nilai penyajian abjektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan.
2. Depth news report adalah informasi berita berupa fakta yangdikumpulkan oleh reporter sebagai tambahan untuk peristiwa itu sendiri dengan latar belakan relevan sebagai informasi khalayak.
3. Comprehensive news merupakan lberita laporan tentang fakta bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh adalah jawaban terhadap kritik sekaligus kelemahan dalam berita langsung.
4. Interpretative resport merupakan terfokuskan pada sebuah isu, masalah atau peristiwa-peristiwa kontroversi. Focus laporan berita mengenai fakta yang terbukti bukan opini.
5. Feature story merupakan berita yang memakai bahasa ringan berbeda dengan jenis-jenis berita sebelumnya. Feature ditulis mencari fakta dalam menaik perhatian pembaca. Penulisanya lebih bergantung pada gaya penulisan dan humoris namun relevan .
6. Depth reporting adalah berita jurnalistik yang bersifsat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang sesuatu peristiwa fenomenal atau actual.
7. Investigasi reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan berita interpretasi. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada jumlah masalah dan kontroversi. Pelaksanaannya sering illegal atau tidak etis.
8. Editorial writing adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-beriat yang penting dan mempengaruhi pendapat umum.
2.1.4. Funsi Pers
Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkan keingginan baik melalui media ceta maupun elektronik. Tetapi tugas dan fungsi pers tidak hanya itu saja, melainkan lebih dalam lagi yaitu mengamankan hak-hak warganegara dalam kehidupan bernegara seperti berikut:
Pertama, memiliki fungsi informasi yaitu memberikan informasi atau berita kepada khalayak dengan cara teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna bagi orang banyak. Kedua , memiliki fungsi control sebagai pengawas tindakan kenegaraan untuk diselidiki sebagai informasi yang sebenarnya atau kenyataan yang terjadi. Ketiga, fungsi interpretative pers memberikan bimbingan untuk menjelaskan apa yang telah terjadi kepada khalayak. Keempat, fungsi menghibur adalah menuturkan kisah-kisah menarik sebagai informasi hiburan. Kelima, fungsi regenetif pers menceritakan bagaimana suatu itu terjadi pada masa lampau. Keenam fungsi penggawalan hak warga Negara, pers yang bekerja dengan tanggung jawab harus bisa menjamin hak setiap pribadi untuk didengar. Ketuju fungsi ekonomi melayani sistem ekonomi melalui iklan dan yang terakhir fungsi swadaya, pers mempunyai kewajiban untuk memupuk sendiri kemampuan agar dapat membebaskan diri dari tekanan-tekanan.
2.1.5. Teori jurnalistik
Menurut Philosophical Foundations for News Media(19997:19) Teori pers yang memiliki peran penting untuk mengedarkan informasi kepada khalayak yang seharusnya dimiliki setiap journalism dengan memahami empat teori tersebut untuk disebut sebagai dasar pengetahuan journalism sebagai informasi masyarakat.
Teori pertama, yaitu teori pers otoriter yang sudah diakui sebagai teori yang paling tua dari terori yang lainya berawal dari abad ke 16. Ia berasal dari kenegaraan yang membela kekuasaan dengan absolud, penataan terhadap hal-hal yang benar dari kenegaraan dipercaya dari segelincir orang yang bijaksana. Jadi pada dasarnya penetaan harus diawasi kenegaraan melalui izin-izin penerbitan , dan sensor, yang penting dicatat juga teori pers otoriter ini adalah bahwa Negara memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada individu dalam skala nilai kebutuhan social. Dapat katakana bahwa teori menjelaskan tentang larangan pers untuk menginformasikan kepada khalayak di batasi dan tidak mempunyai kebabasan dalam pemberitaan semua itu atas dasar kekuasaan pres semata mata milik Negara.
Teori kedua teori pers libertarian yaitu teori pers bebas yang dapat diartikan dalam teori ini manusia dipandang sebagai makluk rasional yang dapat membedakan antara yang benar dan salah. Teori ini memberikan banyak landasan kebebasan yang tak tebatas kepada pers dan dapat diartikan teori gagasan harus memiliki kesempatan yang sama kesemua saluran komunikasi, namun teori ini memiliki sedikit aturan-aturan dan batasan penerbit dan yang ada hanyalah untuk kepentingan berupa materi bagi pemiliknya sendiri.
Teori ketiga yaitu teori pers bertanggung jawab social teori ini diturunkan dari teori kedua yang diatas teori ini menjelaskan bawasanya tanggung jawa pers untuk menyiarkan beita seharusnya seimbang antara kepentingan pihak 1 dan pihak yang lain.
Teori keempat yaitu teori komunis soviet yang dapat diartikan menganut tsistem penompang kehidupan soviet saja, teori ini jarang Negara memakainya sebagai landasan journalism untuk menginformasikan berita.
2.1.6. Konsep Objektivitas
Objektivitas adalah prinsip yang sering kali hanya dihubungkan dengan isi. Prinsip tersebut tidak dapat diteliti secara isi dan secara langsung baik pada tingkat masyarakat maupun tingakat organisasi media, meskipun pandangan para komunikator media tentang prinsip itu tetapi ada kaitanya dengan pengujian.
Untuk mengukur objektivitas pemberitaan penelitian ini menggunakan Westershal dengan beberapa modifikasi. Dimensi factualiti memiliki dua sub-dimensi, yaitu truth dan relevance. Sub dimensi truth adalah tingkat kebenaran atau keterandalan (realibilitis) fakta yang disajikan, ditentukan oleh factualness (pemisahan yang jelas antara fakta dan opini), dan accuracy (ketepatan data yang diberitakan, seperti jumlah, tempat, waktu, nama dan sebagainya). Sedangkan sub dimensi relevansi mensyaratkan perlunya proses seleksi menurut prinsip kegunaan yang jelas, demi kepentingan khalayak. Demensi kedua yaitu impartialy, merupakan dimensi evaluative dikaitkan sikap wartawan yang harus menjauhkan setiap penilaian pribadi dan subyektif. Impartiality memiliki dua sub dimensi yaitu, neutrality dan balance. Sub dimensi neutrality adalah ditentukan oleh pennyajian yang non evaluative dan non sensasional. Sedangkan sub dimnsi balance masyarakat perlunya proses seleksi yang memberikan equal proportional access/attention yakni pemberitaan akses, kesempatan dan perhatian yang sama dan even handed evaluation yaitu pemilihan penelitian negative dan positif yang berimbang untuk setiap pihak yang diberitakan(Siaahan,2001,p.64).
2.1.7. Komponen-komponen Media Massa
Untuk menyusun startegi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut, seperti di bawah ini (Effendy, 1998:35-39) :
1. Mengenali Sasaran
Sasaran komunikasi dapat diketahui dengan bergantung pada tujuan komunikasi yang terbentuk, apakah agar komunikan hanya sekedar megetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tetentu (metode persuasif).
2. Pemilihan Media
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan diergunakan.
3. Pengkajian Tujuan Pesan
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Sehingga diperlukannya sebuah pengkajian yang lebih mendalam tentang bagaimana makna dan pengaruh yang akan diberikan oleh isi pesan tersebut.
4. Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Ada faktor yang penting dalam diri komunikator bila melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractiveness) dan kredibilitas sumber (souce credibility). Berdasrkan kedua faktor tersebut, seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain.
2.1.8. Hambatan dalam Komunikasi Media Massa
Ada beberapa hamabatan dalam proses komunikasi sehingga berpotensi pesan yang ditujukan tidak tersampaikan dengan efektif. Hambatan tersebut diantaranya adalah (Robbins, 2008:27) :
1. Penyaringan
Penyaringan atau filtering adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pengirim pesan untuk memanipulasi informasi sehingga akan lebih nyaman terdengar bagi penerima pesan. Hal ini biasanya dipengaruhi rasa takut yang disebabkan pesan yang disampaikan adalah berita buruk.
2. Persepsi Selektif
Penerima selektif terhadap pesan yang disampaikan dan disesuaikan pada kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik-karakteristik pribadi mereka yang lain. Ketika menerjemahkan sandi dari pesan, penerima menyesuaikannya dengan harapan mereka sendiri ke dalam komunikasi.
3. Kelebihan Informasi
Seseorang memiliki kapasitas yang terbatas dalam menampung informasi. Jika terjadi kelebihan informasi maka seseorang cenderung membuang, mengabaikan, mengalihkan dan melupakan informasi tersebut.
4. Emosi
Pesan akan berubah makna jika diterima pada saat kondisi emosi penerima tidak baik. Pada saat keadaan emosi sedang marah atau bingung pesan yang diterima akan berbeda maknanya ketika emosi sedang stabil atau bahagia. Bahkan pada saat emosi berlebihan seperti terllau bahagia atau depresi akan berpotensi besar dalam menghambat terjadinya komunikasi yang efektif. Dalam keadaan seperti itu seseorang cenderung tidak bersikap rasional dan objektif namun menggunakan penilaian emisional.
5. Bahasa
Bahasa yang dipakai sehari-hari biasanya telah dimodifikasi oleh seseorang karena pengaruh lingkungannya. Hal inilah yang menghambat karena seseorang tidak menyadari bahwa bahasa yang telah termodifikasi tersebut digunakan pada kelompok lain yang tidak menganggap bahasa tersebut sama dengan apa yang mereka maksud.
6. Kesulitan Komunikasi
Bahwa sebagian orang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena menderita kegelisahan yang dapat melemahkan mereka dalam berkomunikasi yang efektif. Penderitanya biasanya merasakan ketegangan dan kegelisahan yang tidak semestinya dalam berkomunikasi lisan, tertulis ataupun keduanya.
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis hambatan dalam berkomunikasi adalah hambatan komunikasi karena faktor emosi dan persepsi selektif seperti halnya yang diutarakan oleh Effendy (2008:37) komunikasi yang efektif dipengaruhi oleh faktor kondisi atau state of personality komunikan yaitu, pada saat menerima pesan, keadaam fisik dan psikis komunikan. Komunikasi efektif akan sulit dicapai jika keadaan komunikan pada saat itu sedang sedih, marah, bingung, lapar, atau sakit. Yang perlu dilakukan pada saat kondisi tersebut adalah dengan menangguhkan komunikasi hingga pada saat suasana lebih baik atau menyenangkan. Oleh karena itu, sangatlah penting memperhatikan faktor-faktor manusiawi.


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis eksplanatori, jenis eksplanatori ini peneliti ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu dengan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis dan secara umum data yang disajikan adalah dalam bentuk angka-angka yang dihitung melalui uji statistik. Penelitian eksplanatif (eksplanatory research) adalah penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Singarimbun, 1995: 5). Penelitian ini akan mencari seberapa penting surat kabara menjadi informasi dan pendidikan bagi mahasiswa ilmi komunikasi.
Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Secara spesifik, penelitian ini juga merupakan riset praktikal (practical reserach). Tujuan riset ini adalah untuk melakukan penilaian atau evaluasi terhadap suatu aktivitas, program kerja, atau tindakan tertentu (Ruslan, 2003:26). Penelitian kuantitatif objektif ini adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisaikan dan bebas dari konteks dan waktu. Pada pendekatan ini peneliti memiliki tujuan untuk mengeksplanasi dan memprediksi. Pengeneralisasian hasil penelitian ini terdiri dari strategi poling pilihan surat kabar sebagai kebutuhan informasi dan pendidikan. Selain itu, pendekatan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media cetak surat kabar sebagai kebutuhan sehari-hari ataukah hanya sebagai bahan tugas kulih. Dengan demikian, tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari populasi.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Metode survei memang dirancang untuk mengungkap sikap dan opini yang dipikirkan orang tentang pokok persoalan tertentu (Soemirat, 2008:144). Dengan kata lain, survei ini juga merupakan jenis public opinion polls, yakni survei yang mengukur tanggapan atau opini masyarakat. Survei deskriptif ini digunakan untuk melihat suatu gambaran atau potret situasi dan kondisi tertentu masa kini (Ruslan, 2003:55).
3.2. Metodologi penelitian
3.2.1. Jenis Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis rancangan cross-sectional, dimana variabel independen( Mahasiswa ) dan juga variabel dependen ( surat kabar malang post ) dikumpulkan data dan informasiny adalam waktu bersamaan.
3.2.2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa fakultasI lmu sosial dan ilmu politik jurusan Ilmu Komunikasi yang menjadikan surat kabar Malang Post sebagai kebutuhan informasi, Yaitu sebanyak jumlah mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2010
3.2.3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Kampus III Universitas Muhamadiyah Malang, Gedung GKB 1.
3.2.4. Waktu Penelitian
Waktu penelitiandilakukan pada tahun 2010.
3.2.5. Pengumpulan Data
3.2.5.1. Data Primer
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan instrumen survey
berupa checklist dan kuesioner yang sudahdipersiapkan.
3.2.5.2. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dengan caramen datangi sumber- sumber
datalangsungkeUniversitasMuhamadiyah Malang ( UMM).
3.2.6. Pengolahan Data
Pengolahan data primer yang telahdikumpulkan langsungdari hasil penelitian di lapangandengan melakukan rekapitulasi data supaya lebih mudah untuk disampaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar