Jumat, 08 Juli 2011

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan media massa tidak hanya untuk kepentingan bisnis yang profesional namun telah dikembangkan sebagai sarana kontrol sosial dan pendidikan dalam penyebaran informasi dikhususkan media massa cetak. Ini artinya surat kabar tersebut tak akan terlepas begitu saja dengan aspek-aspek bagaimana cara memperhatikan artikel tulisan jurnalism dalam menyampaikan informasi kepada khalayak.
Dengan demikian cara surat kabar mempertahankan penerbitanya merupakan hal yang terpenting sebagai salah satu bentuk kekosistensi sebagai surat kabar yang bermutu informasi tinggi. Hal ini dapat dilihat dari semua surat kabar memiliki ke khasan sendiri-sendiri dalam menyampaikan informasi untuk khalayak pembaca, ini juga tak dapat dipisahkan dalam pengolahan surat kabar dari keberadaan bisnis. Bahkan terkadang artikel tulisan jurnalism yang diterbitkan melenceng dari apa yang telah terjadi, alhasil berita yang tak relevan menjadi relevan untuk kepentingan publik pembaca dan tekadang hanya menjelaskan sepihak yang tidak seimbang dalam menyampaikan informasi.Sehubungan dengan fungsi dari suratkabar itu sendiri adalah untuk menyampaikan informasai, sebagai sarana pengontrolan sosial, dan sebagia pendidikan, tentu surat kabar dituntut dengan sendirinya untuk melayani kebutuhan pembaca dalam mendapatkan informasi yang relevan kepada khalayak dengan tujuan untuk mempertahankan opla surat kabar itu sendiri.
Dari semuanya bila tidak didukung oleh aspek dan fungsi yang mutu dari informasi yang ditulis oleh jurnalism bisa jadi akan ditinggalkan pembacanya. Kalau sudah begitu surat kabar tersebut akan kehilangan TRUS (kepercayaan pembaca) dalam menyampaikan beritanya dan akan kehilangan pembaca setianya. Alhasil opla yang di dapat surat kabar tersebut tidak banyak, ini artinya tujuan untuk penyebaran informasi kepada khalayak terganggu dan dapat dikatakan gagal.
Pertumbuhan surat kabar di Indonesia kian tinggi secara kualitas dalam menyampaikan informasinya dan persaingan untuk mendapatkan opla yang tinggi pun tak terelakkan. Masing-masing surat kabar memiliki caranya sendiri dalam mengolah secara fungsional dari surat kabar, secara bisnis menguntungkan dan secara idealisme juga tak ketinggalan. Dalam posisi demikian surat kabar dituntutan untuk memilih seorang jurnalistik propesionallah sebagai divisi yang terpenting dalam surat kabar.Cara yang telah dilakukan surat kabar bagaimana surat kabar untuk memperoleh opla dan kepercayaan oleh khalayak pembaca dan tentu juga diharapkan akan menjadi kebutuhan informasi yang bermutu tinggi kebada khalayak pembaca,dan surat kabar sangat berkaitan erat dengan kemampuan manejemen, pasar atau target audiens untuk kepentingan diri surat kabar tersebut. ini merupakan bukti kongkrit bahwa antara surat kabar terjadi persaingan dalam memperebutkan sumber berita.
Sehubungan dengan isi berita yang berkualitas surat kabar seharusnya memiliki informasi berdasarkan kejadian fakta dan relevan untuk pembaca, hal inibisa dilihat dari bagaimana cara surat kabar memperoleh sumber berita, frekuensi pemunculan berita atau aspek yang diteliti dalam berita, volume dalam berita, penyataan yang diungkap dan lain sebagainya. Dewasa ini alasan kenapa surat kabar menjadi penting untuk khalayak, karena surat kabar merupakan kumpulan berita informasi yang terjadi dikehidupan sehari-hari masyarakat sekitar, informasi ini menjadi penting seseorang pembaca khususnya mahasiswa yang bersangkutan dalam memajuan media massa cetak yaitu mahasiswa yang mendalami ilmu komunikasi sebagai landasan untuk mengamati perkembangan yang terjadi di media massa cetak, dan peranan penting surat kabar dalam kebutuhan informasi untuk mahasiswa. Alhasi mahasiswa memiliki peranan penting untuk membaca surat kabar karena bertujuan untuk mengetahui informasi yang terjadi dan untuk menganalisis tentang kebebasan pers yang dilakukan oleh jurnalism mengenai tulisan artikel jusnalism yang dimuat oleh surat kabar.
Alasan kenapapentingmenganalisis pembaca surat kabar dikalangan mahasiswa komunikasi di Universitas Muhammadya Malang (UMM) karena antara lain adalah (1) untuk mengetahui mahasiswa jurusan komunikasi di UMM dalam mencari informasi berita melalui media massa, (2)menganalisis anatara mahasiswa satu dengan yang lain memiliki kebutuhan informasi yang berbeda, (3)menganalisis peranan surat kabar koran jawa pos Malang menjadi kebutuhan informasi penting untuk kalangan mahasiswa komunikasi, (4)sebagai suatu analisis berapa banyak mahasiswa komunikasi membutuhkan surat kabar sebagai media informasi, (5)menganalisis surat kabar (koran) sebagai kepentingan mahasiswa dalam materi perkuliahan.
Dapat digaris bawahi alasan mengapa memilih untuk menganalisis surat kabar jawa pos Malang dalam peran penting untuk kebutuhan informasi mahasiswa, khususnya jurusan komunikasi di universitas muhammadya malang (UMM) adalah karena mahasiswa komunikasi dalam kiprahnya nanti tidak jauh dalam bidang media massa salah satunya media massa cetak, dan dapat dikatakan peranan terhadap pentingnya informasi dari surat kabar jawa pos malang sebagi layanan pendidikan sosial dan pengontrolan sosial politik untuk mahasiswa. Disamping itu kepentingan mahasiswa dituntut untuk selalu mengerti kabar hari ini, dimana selalu ada informasi yang terkait dengan kepentingan mahasiswa tersebut, dengan demikian sangatlah penting dalam pembelajaranmahasiswa untuk mencari informasi lewat surat kabar jawa pos malang sebagi pengetahuan berita dalam kehidupan masyarakat yang terjadi di Malang. Alhasil peranan Malang post untuk mahasiswa perlu di analisis, apakah selalu menjadi kebutuhan sebagai informasi pendidikan dan pengontrolan pers atau sebaliknyan surat kabar Malang post hanya menjadi kebutuhan bila ada tugas dalam materi yang ada dalam jurusan komunukasi yaitu jurnalistik, publik relesions, dan audio visual yang terkait dalam komunikasi massa.Hal ini akan menjadi jelas bagaimana pandangan mahasiswa komunikasi tentang peranan penting informasi dalam surat kabar untuk kepentingan dirinya sendiri, dan dapat diartikan semua berita dalam surat kabar Malang post menjadi penting dari sebagaian mahasiswa manakala surat kabar yang dianggap mutu dan berkualitas isi dalam beritanya.
Dalam analisis ini hanya akan dikaji tentang peranan penting mahasiswa jurusan ilmu komunikasi di UMM terhada surat kabar Malang post. dan dalam analisis ini memakai teori polling yang artinya berapa banya mahasiswa ilmu komunikasi membutuhkan surat kabar jawa pos Malang sebagai media informasi, pendidikan dan pengontrolan sosial, dan memakai teori Niche yang artinya untuk menganalisis populasi surat kabar di UMM dengan dapat mengetahui peranan surat kabar ( Malang post ) sebuah media massa informasi. Disamping itu juga bisa diketahui tingkat berapa besar kepentingn surat kabar untuk mengamati kebebasan pers dalam surat kabar Malang post. Sehubungan dengan penjelasan analisis di atas kepentingan berita dan pengaruh terhadap berita di surat kabar dapat dihitung melalui teori polling dan wawancara kepada mahasiswa komunikasi dan ditinjau dengan melakukan reset atau cek and recek setiap hari untuk mendapatkan data yang lebih terinci dari analisis teori polling.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran surat kabar Malang Post untuk mahasiswa komunikasi sebagai kebutuhan informasi atau untuk penyelesaian tugas kuliah ?
2. Bagaimana menganalisis koran yang sesuai dengan kepentingan kebutuhan informasi mahasiswa ?
1.3. Tujuan Analisis
1. Untuk mengetahui polling berapa banyak mahasiswa komunikasi di UMM yang menjadikan surat kabar koran Malang Post sebagai kebutuhan informasi.
2. Untuk mengetahui penerimaan koran Malang Post kepada mahasiswa komunikasi sebagai suatu kebutuhan informasi.
1.4. Manfaat Analisis
1. Secara teoritis dan metodelogis analisis ini diharapkan berguna untuk mengetahui opla di Malang post dan berharap mahasiswa komunikasi untuk menjadikan koran Malang post sebagai kebutuhan informasi selayaknya fungsi dari media cetakmenganalisis peranan surat kabar koran Malang post menjadi kebutuhan informasi penting untuk kalangan mahasiswa komunikasi.
2. Secara praktis agar bisa digunakan sebagai cerminan bahan informasi media massa yang penting dalam peranan mahasiswa khususnya komunikasi.
1.5. DEFINISI OPERASIONAL
1.5.1. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi konsep ( atau definisi secara singkat dari satu masalah ) sangat diperlukan dalam penelitianagar tidak terjadi salah pengertian dan persoalan tidak semata mata hanya bertujuan penggambaran melainkan ada pengaplikasian secara nyata. Dan dari setiap isitilah dalam konsep menjelaskan dan mendefinisikan apa pengertian yang terkandung dalam setiap istilahsebagai berikut.
a) Analisisialahpenyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb).
b) Peranan adalah tindakan yang dilakukan yang bersifat aktif untuk setiap tidakan atau dapat juga diartikan kecenderungan dan cara pandang dalam melakukan sesuatu.
c) Media adalah alat sarana komunikasi atau sarana pengaplikasian komunikasi yang banyak dapat melalui seperti media cetak, elektronik, dan internet.
d) Media cetak merupakan media yang dapat diaplikasikan melalui print atau pencetakan seperti koran, majalah dan lain sebagainya.
e) Koran malang post adalah salah satu surat kabar harian yang setiap hari terbit di kawasan kota Malang.
f) Mahasiswa adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya dalam ikatannya dengan perguruan tinggi.
g) Ilmu komunikasia dalahsuatupesan yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator melalui media tertentudengan symbol-simbol tertentu.
h) Mahasiswa komunikasi adalah salah satu status jurusan yang ada di perguruan tinggi yang mengkhususkan mempelajari ilmu komunikasi.
i) UniversitasMuhammadyah Malang adalahsalahsatuperguruantinggiswasta di Kota Malang di jalanTlogomas No 8.











BAB II
LANDASAN TEORI PUSTAKA
2.1. Landasan teori
2.1.1. Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa
“Media massa adalah media yangdigunakan sebagai sarana komunikasi dan kebutuhan informasi yang melibatkan penerimaan pesan tersebar dimanapun tanpa diketahui keberadaanya. Media massa adalah alat yang digunakan dalam pencapaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar (Canggara, 2003, p.53).
Media massa mempuyai peran penting yang dimainkan dalam masyarakat untuk menjadikan informasi kepada pembaca,beberapa peran penting iyu adalah
1. Jendela pengetahuan yang meluaskan pandangan kita dan memunkinkan kita mampu memahami yang terjadi disekitar kta, tanpa campurtangan pihak lain atau sikap memihak.
2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberikan makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.
3. Pembawa atau pengantar informasi serta sebagai pengontrol social.
4. Jaringan interaksi yang menghubungkan pengirim dengan penerima pelbagai umpan balik imformasi.
5. Papan penunjuk jalan yang secara aktif melihatkan arah, memberikan bimbingan atau instruksi.
6. Penyiaran yang memilih bagian pengalaman yang perlu diperhatikan secara khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya, baik secara sadar maupun tidak.
7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat sendiri , biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan karena adanya penonjolan terhadap segi yang mereka ingin hakimi atau cela
8. Tirai atau penutup yang kebenarandemi penciptaan tujuan atau penlarian tujuan propaganda atau pelarian dari kenyataan.
Dari berbagai media massa yang ada, surat kabar banyak dipilih oleh masyarakat sebagai media komunikasi dan media informasi karena ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh surat kabar. Beberapa kelebihan surat kabar ini dapat dilihat dari karakteristik khusus yang berbeda dengan media yang lain (Ardinato dan Erdinaya,2005,p.104) yaitu:

1. Publisitas adalah penyebaran pada khalayak yang dapat diterima sebanyak-banyaknya dari pesan surat kabar.
2. Periodesitas adalah menunjukan pada keteraturan penerbitan yang setiap hari dapat dinikmayi khalayak pembaca.
3. Universalitas menunjukan pada kemestaan isinya yang beraneka ragam dan seluruh dunia dengan didasari aspek kehidupan manusia.
4. Actualitas keadaan informasi yang sebenarnya yaitu l;aporan tercepat mengenai fakta atau opiniyang relevansi.
5. Terdokumentasikan adalah memiliki beberapa artikel dari surat kabar yang dapat di dokumentasikan sebagai arsip pribadi.



2.1.2. Definisi Berita
Berita lebih mudah diketahui dari pada difinisinya. Berita merupakan hasil dari seorang journalism dalam menyampaikan informasi melalui surat kabar atau Koran dengan melakukan reset dan cek and recek, mengelola data menyimpulkan dan menyiarkan kepada khalayak. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi tak semua orang dapat menjadi informasi berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil dari masyarakat setempat yang telah dilaporkan.
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan penting bagi semua khalayak, melalui media bersekala seperti surat kabar, radio, dan televise (Sumardiria,2005).
2.1.3. Jenis-jenis Berita
Menurut Sumandiria (2005, p.69) pembagian jenis-jenis berita adalah sebagai berikut:
1. Straight news adalah laporan berita langsung mengenai suatu kejadian, yang disajikan dalam waktu singkat dan memiliki nilai penyajian abjektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan.
2. Depth news report adalah informasi berita berupa fakta yangdikumpulkan oleh reporter sebagai tambahan untuk peristiwa itu sendiri dengan latar belakan relevan sebagai informasi khalayak.
3. Comprehensive news merupakan lberita laporan tentang fakta bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh adalah jawaban terhadap kritik sekaligus kelemahan dalam berita langsung.
4. Interpretative resport merupakan terfokuskan pada sebuah isu, masalah atau peristiwa-peristiwa kontroversi. Focus laporan berita mengenai fakta yang terbukti bukan opini.
5. Feature story merupakan berita yang memakai bahasa ringan berbeda dengan jenis-jenis berita sebelumnya. Feature ditulis mencari fakta dalam menaik perhatian pembaca. Penulisanya lebih bergantung pada gaya penulisan dan humoris namun relevan .
6. Depth reporting adalah berita jurnalistik yang bersifsat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang sesuatu peristiwa fenomenal atau actual.
7. Investigasi reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan berita interpretasi. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada jumlah masalah dan kontroversi. Pelaksanaannya sering illegal atau tidak etis.
8. Editorial writing adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-beriat yang penting dan mempengaruhi pendapat umum.
2.1.4. Funsi Pers
Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkan keingginan baik melalui media ceta maupun elektronik. Tetapi tugas dan fungsi pers tidak hanya itu saja, melainkan lebih dalam lagi yaitu mengamankan hak-hak warganegara dalam kehidupan bernegara seperti berikut:
Pertama, memiliki fungsi informasi yaitu memberikan informasi atau berita kepada khalayak dengan cara teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna bagi orang banyak. Kedua , memiliki fungsi control sebagai pengawas tindakan kenegaraan untuk diselidiki sebagai informasi yang sebenarnya atau kenyataan yang terjadi. Ketiga, fungsi interpretative pers memberikan bimbingan untuk menjelaskan apa yang telah terjadi kepada khalayak. Keempat, fungsi menghibur adalah menuturkan kisah-kisah menarik sebagai informasi hiburan. Kelima, fungsi regenetif pers menceritakan bagaimana suatu itu terjadi pada masa lampau. Keenam fungsi penggawalan hak warga Negara, pers yang bekerja dengan tanggung jawab harus bisa menjamin hak setiap pribadi untuk didengar. Ketuju fungsi ekonomi melayani sistem ekonomi melalui iklan dan yang terakhir fungsi swadaya, pers mempunyai kewajiban untuk memupuk sendiri kemampuan agar dapat membebaskan diri dari tekanan-tekanan.
2.1.5. Teori jurnalistik
Menurut Philosophical Foundations for News Media(19997:19) Teori pers yang memiliki peran penting untuk mengedarkan informasi kepada khalayak yang seharusnya dimiliki setiap journalism dengan memahami empat teori tersebut untuk disebut sebagai dasar pengetahuan journalism sebagai informasi masyarakat.
Teori pertama, yaitu teori pers otoriter yang sudah diakui sebagai teori yang paling tua dari terori yang lainya berawal dari abad ke 16. Ia berasal dari kenegaraan yang membela kekuasaan dengan absolud, penataan terhadap hal-hal yang benar dari kenegaraan dipercaya dari segelincir orang yang bijaksana. Jadi pada dasarnya penetaan harus diawasi kenegaraan melalui izin-izin penerbitan , dan sensor, yang penting dicatat juga teori pers otoriter ini adalah bahwa Negara memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada individu dalam skala nilai kebutuhan social. Dapat katakana bahwa teori menjelaskan tentang larangan pers untuk menginformasikan kepada khalayak di batasi dan tidak mempunyai kebabasan dalam pemberitaan semua itu atas dasar kekuasaan pres semata mata milik Negara.
Teori kedua teori pers libertarian yaitu teori pers bebas yang dapat diartikan dalam teori ini manusia dipandang sebagai makluk rasional yang dapat membedakan antara yang benar dan salah. Teori ini memberikan banyak landasan kebebasan yang tak tebatas kepada pers dan dapat diartikan teori gagasan harus memiliki kesempatan yang sama kesemua saluran komunikasi, namun teori ini memiliki sedikit aturan-aturan dan batasan penerbit dan yang ada hanyalah untuk kepentingan berupa materi bagi pemiliknya sendiri.
Teori ketiga yaitu teori pers bertanggung jawab social teori ini diturunkan dari teori kedua yang diatas teori ini menjelaskan bawasanya tanggung jawa pers untuk menyiarkan beita seharusnya seimbang antara kepentingan pihak 1 dan pihak yang lain.
Teori keempat yaitu teori komunis soviet yang dapat diartikan menganut tsistem penompang kehidupan soviet saja, teori ini jarang Negara memakainya sebagai landasan journalism untuk menginformasikan berita.
2.1.6. Konsep Objektivitas
Objektivitas adalah prinsip yang sering kali hanya dihubungkan dengan isi. Prinsip tersebut tidak dapat diteliti secara isi dan secara langsung baik pada tingkat masyarakat maupun tingakat organisasi media, meskipun pandangan para komunikator media tentang prinsip itu tetapi ada kaitanya dengan pengujian.
Untuk mengukur objektivitas pemberitaan penelitian ini menggunakan Westershal dengan beberapa modifikasi. Dimensi factualiti memiliki dua sub-dimensi, yaitu truth dan relevance. Sub dimensi truth adalah tingkat kebenaran atau keterandalan (realibilitis) fakta yang disajikan, ditentukan oleh factualness (pemisahan yang jelas antara fakta dan opini), dan accuracy (ketepatan data yang diberitakan, seperti jumlah, tempat, waktu, nama dan sebagainya). Sedangkan sub dimensi relevansi mensyaratkan perlunya proses seleksi menurut prinsip kegunaan yang jelas, demi kepentingan khalayak. Demensi kedua yaitu impartialy, merupakan dimensi evaluative dikaitkan sikap wartawan yang harus menjauhkan setiap penilaian pribadi dan subyektif. Impartiality memiliki dua sub dimensi yaitu, neutrality dan balance. Sub dimensi neutrality adalah ditentukan oleh pennyajian yang non evaluative dan non sensasional. Sedangkan sub dimnsi balance masyarakat perlunya proses seleksi yang memberikan equal proportional access/attention yakni pemberitaan akses, kesempatan dan perhatian yang sama dan even handed evaluation yaitu pemilihan penelitian negative dan positif yang berimbang untuk setiap pihak yang diberitakan(Siaahan,2001,p.64).
2.1.7. Komponen-komponen Media Massa
Untuk menyusun startegi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut, seperti di bawah ini (Effendy, 1998:35-39) :
1. Mengenali Sasaran
Sasaran komunikasi dapat diketahui dengan bergantung pada tujuan komunikasi yang terbentuk, apakah agar komunikan hanya sekedar megetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tetentu (metode persuasif).
2. Pemilihan Media
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan diergunakan.
3. Pengkajian Tujuan Pesan
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Sehingga diperlukannya sebuah pengkajian yang lebih mendalam tentang bagaimana makna dan pengaruh yang akan diberikan oleh isi pesan tersebut.
4. Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Ada faktor yang penting dalam diri komunikator bila melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractiveness) dan kredibilitas sumber (souce credibility). Berdasrkan kedua faktor tersebut, seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain.
2.1.8. Hambatan dalam Komunikasi Media Massa
Ada beberapa hamabatan dalam proses komunikasi sehingga berpotensi pesan yang ditujukan tidak tersampaikan dengan efektif. Hambatan tersebut diantaranya adalah (Robbins, 2008:27) :
1. Penyaringan
Penyaringan atau filtering adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pengirim pesan untuk memanipulasi informasi sehingga akan lebih nyaman terdengar bagi penerima pesan. Hal ini biasanya dipengaruhi rasa takut yang disebabkan pesan yang disampaikan adalah berita buruk.
2. Persepsi Selektif
Penerima selektif terhadap pesan yang disampaikan dan disesuaikan pada kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik-karakteristik pribadi mereka yang lain. Ketika menerjemahkan sandi dari pesan, penerima menyesuaikannya dengan harapan mereka sendiri ke dalam komunikasi.
3. Kelebihan Informasi
Seseorang memiliki kapasitas yang terbatas dalam menampung informasi. Jika terjadi kelebihan informasi maka seseorang cenderung membuang, mengabaikan, mengalihkan dan melupakan informasi tersebut.
4. Emosi
Pesan akan berubah makna jika diterima pada saat kondisi emosi penerima tidak baik. Pada saat keadaan emosi sedang marah atau bingung pesan yang diterima akan berbeda maknanya ketika emosi sedang stabil atau bahagia. Bahkan pada saat emosi berlebihan seperti terllau bahagia atau depresi akan berpotensi besar dalam menghambat terjadinya komunikasi yang efektif. Dalam keadaan seperti itu seseorang cenderung tidak bersikap rasional dan objektif namun menggunakan penilaian emisional.
5. Bahasa
Bahasa yang dipakai sehari-hari biasanya telah dimodifikasi oleh seseorang karena pengaruh lingkungannya. Hal inilah yang menghambat karena seseorang tidak menyadari bahwa bahasa yang telah termodifikasi tersebut digunakan pada kelompok lain yang tidak menganggap bahasa tersebut sama dengan apa yang mereka maksud.
6. Kesulitan Komunikasi
Bahwa sebagian orang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena menderita kegelisahan yang dapat melemahkan mereka dalam berkomunikasi yang efektif. Penderitanya biasanya merasakan ketegangan dan kegelisahan yang tidak semestinya dalam berkomunikasi lisan, tertulis ataupun keduanya.
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis hambatan dalam berkomunikasi adalah hambatan komunikasi karena faktor emosi dan persepsi selektif seperti halnya yang diutarakan oleh Effendy (2008:37) komunikasi yang efektif dipengaruhi oleh faktor kondisi atau state of personality komunikan yaitu, pada saat menerima pesan, keadaam fisik dan psikis komunikan. Komunikasi efektif akan sulit dicapai jika keadaan komunikan pada saat itu sedang sedih, marah, bingung, lapar, atau sakit. Yang perlu dilakukan pada saat kondisi tersebut adalah dengan menangguhkan komunikasi hingga pada saat suasana lebih baik atau menyenangkan. Oleh karena itu, sangatlah penting memperhatikan faktor-faktor manusiawi.


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis eksplanatori, jenis eksplanatori ini peneliti ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu dengan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis dan secara umum data yang disajikan adalah dalam bentuk angka-angka yang dihitung melalui uji statistik. Penelitian eksplanatif (eksplanatory research) adalah penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Singarimbun, 1995: 5). Penelitian ini akan mencari seberapa penting surat kabara menjadi informasi dan pendidikan bagi mahasiswa ilmi komunikasi.
Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Secara spesifik, penelitian ini juga merupakan riset praktikal (practical reserach). Tujuan riset ini adalah untuk melakukan penilaian atau evaluasi terhadap suatu aktivitas, program kerja, atau tindakan tertentu (Ruslan, 2003:26). Penelitian kuantitatif objektif ini adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisaikan dan bebas dari konteks dan waktu. Pada pendekatan ini peneliti memiliki tujuan untuk mengeksplanasi dan memprediksi. Pengeneralisasian hasil penelitian ini terdiri dari strategi poling pilihan surat kabar sebagai kebutuhan informasi dan pendidikan. Selain itu, pendekatan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media cetak surat kabar sebagai kebutuhan sehari-hari ataukah hanya sebagai bahan tugas kulih. Dengan demikian, tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari populasi.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Metode survei memang dirancang untuk mengungkap sikap dan opini yang dipikirkan orang tentang pokok persoalan tertentu (Soemirat, 2008:144). Dengan kata lain, survei ini juga merupakan jenis public opinion polls, yakni survei yang mengukur tanggapan atau opini masyarakat. Survei deskriptif ini digunakan untuk melihat suatu gambaran atau potret situasi dan kondisi tertentu masa kini (Ruslan, 2003:55).
3.2. Metodologi penelitian
3.2.1. Jenis Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis rancangan cross-sectional, dimana variabel independen( Mahasiswa ) dan juga variabel dependen ( surat kabar malang post ) dikumpulkan data dan informasiny adalam waktu bersamaan.
3.2.2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa fakultasI lmu sosial dan ilmu politik jurusan Ilmu Komunikasi yang menjadikan surat kabar Malang Post sebagai kebutuhan informasi, Yaitu sebanyak jumlah mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2010
3.2.3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Kampus III Universitas Muhamadiyah Malang, Gedung GKB 1.
3.2.4. Waktu Penelitian
Waktu penelitiandilakukan pada tahun 2010.
3.2.5. Pengumpulan Data
3.2.5.1. Data Primer
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan instrumen survey
berupa checklist dan kuesioner yang sudahdipersiapkan.
3.2.5.2. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dengan caramen datangi sumber- sumber
datalangsungkeUniversitasMuhamadiyah Malang ( UMM).
3.2.6. Pengolahan Data
Pengolahan data primer yang telahdikumpulkan langsungdari hasil penelitian di lapangandengan melakukan rekapitulasi data supaya lebih mudah untuk disampaikan.

Jumat, 03 Juni 2011

PERAN MEDIA SOSIAL UNTUK MEMBENTUK IDENTITAS DAN CITRA PERUSAHAAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar belakang masalah

Semua kegiatan terencana ditujukan kepada public dalam orientasi organisasi untuk mencapai kepercayaan atau trust dengan tujuan memahami manajemen isu dan saling pengertian antara pihak satu dan yang lain, itulah difinisi arti public relation atau dapat disingkat PR, hal ini semata–mata untuk membentuk identitas, citra, dan reputasi yang baik melalui sarana media massa dan menciptkan pemahaman kepada khalayak. Semua kegiatan itu dapat dilihat dari peran penting media massa dan seorang jurnalism sebagai rekan kerjasama sebagai aktifitas komuniksi PR dengan menjalani hubungan baik dengan media sosial bertujuan untuk memperoleh publisitas seluas mungkin dengan harapan memperoleh tempat dalam pemberitaan di media massa mengenai hal-hal yang menguntungkan bagi organisasi atau suatu perusahaan, namun demikian hubungan public relation bukan hanya dengan jurnalis dan syrat kabar saja tetapi di era globalisasi sekarang PR dituntut untuk dapat mengaplikasikan jejaringan social yang menjadi terobosan baru bagi seorang PR untuk menciptakan identitas dan citra perusahaan dalam mengelola data atau informasi dengan tepat ditujukan kepada khalayak dan jurnalis melalui media sosial.
Adapun prinsip seoran public relation dalam memahami media massa dan press yaitu diantaranya (1) memahami media massa dan melayani media massa, (2) membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya, (3) menyediakan relasi yang baik kepada media massa, (4) bekerjasama dengan menyediakan materi dan fasilitas verivikasi, (5) membangun hubungan personal yang kokoh. Dalam hal ini penulis mencoba untuk menjelaskan tentang bagaimana peranan penting media sosial sebagai sarana untuk membranding sebuah perusahaan melalui media sosial dengan tujuan untuk membentuk identitas yang baik kepada khalayak, dengan demikian menghindari persoalan yang sering dialami oleh PR yaitu adversarial situation. Dari penjelasn tersebut adversarial situsion adalah dimana situasi tanggung jawab dan loyalitas antara PR dan jurnalism tidak selamanya menjadi sekutu yang baik artinya situasi dimana ada perselisihan antara PR dan jurnalism, hal ini memang menjadi penghalang bagi PR untuk membentuk suatu perusahaan atau organisasi dengan image yang baik kepada khalayak, oleh karena itu media bisa menjadikan perusahaan maju karenanya dan sebaliknya media bisa menjadi hancur karena media.
Dewasa ini perkembangan media cetak, media elektronik dan media internet sangat membantu pekerjaan seorang PR untuk membranding perusahaan melalui media-media tersebut, salah satunya media internet yang saat ini berkembang di era globlanisasi yaitu media social yang membuat pekerjaan praktisi PR masa kini mengalami perubahan yang sangat luar biasa. PR bukan hanya dituntut untuk berhubungan langsung dengan influencer, termasuk media tetapi juga dituntut untuk berhubungan langsung dengan pemilik saham dan konsumen. Namun hal ini bukan menjadi prioritas PR untuk membentuk identitas yang baik dengan melakukan tatap muka langsung kepada konsumen bagi perusahaan, dapat dikatakan lebih efisiensi bila seorang public relation memakai media sosial sebagai sarana untuk membentuk identitas dan citra perusahaan.

1.1 TUJUAN DAN RUMUSAN MASALAH
1. TUJUAN MASALAH
Makalah ini kami buat bertujuan untuk mengetahui peran media sosial untuk jejaringan aktivitas public relation di era global dengan membentuk identitas dan citra melalui media sosial yang lebih efektif dan praktis sebagai langkah untuk menciptakan kepercayaan kepada khalayak.
Isi makalah ini membahas tentang peranan penting public relation untuk membentuk identitas dan citra perusahaan dengan media sosial.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Pengaruh penting public relation dan media sosial?
2) Manfaat dan tujuan pengaruh media sosial terhadap public relation?
3) Analisis tentang PR Menciptakan identitas dan citra melalui media sosial?






BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.2 Pengaruh pentingnya public relation dengan media sosial

Dewasa ini perkembangan media internet telah memaksa kita untuk mengetahuinya sebagai pengetahuan dasar atas kemajuan IPTEK, kini era media sosial secara perlahan namun pasti telah banyak membawa perubahan dan memaksa banya perusahaan mengubah cara berkomunikasi seorang PR perusahaan untuk meningkatkat cara mengenalkan identitas dan citra perusahaan melalui media sosial misalnya fecebook, twitter, blog dan sebagainya. Hal ini dapat digaris bawahi betapa pentingnya peran media sosial di era globalisasi untuk saat ini karena bisa dilihat dari penyampaian informasi yang efektif dan dapat di up date setiap saat menjadikan strategi baru yang sangat evisien untuk seorang PR, dengan demikian yang harus disadari oleh praktisi PR bahwa era sekarang sudah berubah bukan lagi hanya melalui media mainstrem, cetak dan eletronik untuk menyampaikan pesan atau informasi dari PR namun juga dapat dengan mudah mengaplikasikan media sosial sebagai tujuan untuk mengenalkan identitas dan citra suatu perusahaan.
Dengan demikian PR dalam hal berkomunikasi untuk mengirimkan sebuah pesan dan informasi kepada khalayak maupun kepada press melalui media sosial tidak harus memakai bahasa yang formal seperti halnya membuat press release tetapi dengan bahasa yang lebih kreatif asalkan memahami apa yang diinginkan press dan khalayak dengan muda pesan dan informasi itu tersampaikan secara efektif kepada tarjetnya atau khalayak. Alhasi peran penting media sosial seakan menjadi kewajiban seorang PR untuk mengaplikasikan tujuan dan membentuk identitas dan citra untuk mencapai kepercayaan perusahaan kepada khalayak.

2.1 Manfaat dan tujuan pengaruh media sosial terhadap public relation
Sosial media adalah cara yang bagus untuk melakukan percakapan dengan pasar Anda dan membuat dan kudis hubungan dengan prospek, pelanggan, blogger dan influencer lainnya. Alhasil Media social memiliki manfaat bagus bagi seorang PR karena merupakan cara-cara yang lebih mudah untuk langsung terhubung dan setiap saat dapat menginformasikan pesan dan informasi dari PR . dewasa ini PR melihat peluang yang sangat besar dari efek jejaringan media social oleh karena itu, PR melihat manfaat dan peluang yang dapat dimasuki oleh informasi branding suatu perusahaan bukan saja lewa tatapmuka langsung melaninkan lebih efektif dan eisiensi melalui media social, kapan saja bisa menginformasikan data yang mau di informasikan kepada khalayak. Mempromosikan blog artikel, webinar, berita menarik dan lebih. Artikel mudah posting ke link sesuatu di Twitter, dan saya sering posting link ke artikel di blog ini, blog atau berita lain benar-benar Its relevan dengan HubSpot. Sebuah ide yang baik adalah untuk posting artikel pada website lain yang relevan dengan bisnis Anda, seperti kisah sukses pelanggan atau lainnya cakupan PR. Jika Anda memiliki konten lain yang menarik untuk pemirsa Anda seperti webinar gratis, link pos kepada mereka juga. Melihat manfaat yang begitu banyak bagi PR dalam menjalankan pekerjaanya melalui media social ada tujuan yang membuat PR sekarang lebih praktis untuk menginformasikan pesan yang mau disampaikan, tujuan yang mendasar oleh seorang PR untuk menginformasikan pesan melalui media social adalah karena dijaman global manusia di dunia khususnya Indonesia dari sekian banyak rakyat di Indonesia lebih dari semua penduduk indonesa terdaftar di jejaringan media social, alhasil PR memandang bila mana identitas dan citra perusahaan di pasarkan melalui media social akan lebih mudah mengenai tarjet audien.

2.3 Analisis tentang PR Menciptakan identitas dan citra melalui media sosial
Dewasa ini praktisi PR jaman sekarang harus menghadapi seorang publisher baru yaitu para pengguna akun di situs-situs jejaring sosial media. Mereka pada dasarnya adalah konsumen namun berkat situs-situs tersebut posisi mereka telah berubah di mata perusahaan sebagai publisher dan influencer. Dengan sosial media, para konsumen dapat dengan bebas melontarkan pendapatnya mengenai pelayanan produsen melalui postingan-postingan yang mereka lakukan di situs jejaring sosial media. Mereka juga dapat dengan mudah untuk melakukan percakapan secara horizontal antar konsumen mengenai produk atau pelayanan yang diberikan oleh produsen. Hal ini bak mata pisau bagi praktisi PR jaman sekarang, bila mereka pandai dalam memanfaatkan fenomena ini, maka hal ini dapat menjadi peluang emas bagi perusahaan, dengan demikian menciptakan identitas dan citra dimata konsumen atau khalayak menjadi sangat cepat dan flaksibel. Dapat dilihat dari media social yaitu facebook, twitter, bloger dan banyak lainya yang bisa dimaanfaatkan seorang PR untuk menciptakan branding perusahaan, dan bukan itu saja PR dapat merubah setiap saat apa informasi yang sudah di up date sebelumnya dengan mudah, seperti halnya PR menciptakan identitas dan citra melalui fecebook dan twitter yang memiliki peran untuk menjadi rekan kerjasama PR dan PR harus berhasil dalam penyampaian informasi kepada khalayak meskipun situs itu memiliki pembatasan karakter tidak menjadi halangan bagi PR yang dengan bahasa sederhana tetapi mencakup semuanya untuk diperikan kepada khalayak tidak hanya itu PR dituntut untuk mengolah informasi dengan sesederhana mungkin tetapi dimengerti oleh jurnalis dan public. Dengan demikian media social memudahkan pekerjaan PR dalam menciptakan identitas dan citra yang baik didalam suatu perusahaan dengan cepat, karena itulah salah satu keunggulan media social dan cara-cara yang digunakan pun supaya lebih mudah untuk terhubung dengan konsumen akar PR mempunyai data atau informasi feed back dari khalayak.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIPULAN
Dari semua penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bila mana media social yang menjadikan trobosan baru bagi seorang PR untuk menyampaikan informasi dan pesan melalui media social sangatlah efektif dan evisien karena dijaman globalisasi saat ini memerlukan serba cepat dan flaksibel, dengan demikian seorang PR dalam perusahaan dituntut untuk dapat mengaplikasikan media social sebagai bahan untuk membranding perusahaan dengan tujuan yang menimbulkan persepsi baik dari khalayak untuk suatu perusahaan. Media social yang dapat diaplikasikan oleh public relation yaiu facebook, twitter, bloger dan sebagainya yang dapat ditulis dengan kalimat yang sederhana tetapi dapat dimengerti oleh khalayak dan para jurnalis dan tidak seharusnya PR menginformasikan pesan langsung bertatap muka dengan konsumen atau pemegang saham tetapi dengan berkembanya media social menjadikan pekerjaan PR praktis tanpa langsung bertemu target audien dapat tahu bagaimana feed back pesan yang telah disampaikan oleh PR sendiri. Dapat kita lihat PR tidak hanya mengandalkan media cetak dan elektronik di era sekarang tetapi juga masuk kedalam jejaringan social untuk menciptakan identitas dan citra perusahaan menjadi baik melalui media social, caca-cara yang digunakan ini melebih mudahkan seorang PR untuk terhubung langsung dari manapun dan setiap saat dengan khalayak tanpa datang atau membuat janji sebelumnya ini akan menjadikan PR sebagai strategi untuk mengeksiskan suatu perusahaan dengan cepat. Dan manfaat yang begitu besar telah terbaca oleh PR untuk memasukan cara kerja dalam media social. Dengan ini PR dimasa sekarang harusnya perlu untuk memikirkan efek dari media social dalam menciptakan identitas dan citra perusahaan.


Sumber :
http\Tugas PR UAS\Public Relation & Social Media _ Unik.htm
http\Tugas PR UAS\Apa itu Social Media Marketing Strategy Dan Manfaat Bagi PR.htm
http\Tugas PR UAS\Public Relations di Era Web 2.0 – BusinessWeek Indonesia « Internet Business, Strategy & Marketing Indonesia.htm
http\Tugas PR UAS\Public Relations & Cyber Media « Komunitaspr's Weblog.htm

15 kata dari orang sucses sedunia untuk meraih kesucsesan

1. “ Pengalaman adalah suatu hal yang tidak dapat terganti. Pengalaman itu terdiri dari dua macam yaitu pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain. kebanyakan orang bisa belajar dengan baik dari pengalaman pribadinya, tapi banyak orang cuek terhadap pengalaman orang lain. ini bodoh. Kalau kamu bergantung sepenuhnya dari pembelajaran atas kesalahan kamu sendiri, tidak dapat disangkal bahwa kamu akan membuat banyak kesalahan yang fatal. Belajarlah dari segalahal yang ada di sekitar kamu. Tidak ada alasan untuk membuat kesalahan sama yang telah dibuat orang lain. kalau kamu melakukanya, itu merupakan kesalahan kamu sendiri, dan kamu seharusnya tidak mengharap belas kasihan –no compassion ” –( Donald Trump )
2. “ Cintailah apa yang kamu kerjakan karena itu akan membuat kehidupan lebih menyenangkan. Jangan melakukan segala sesuatu dengan alasan kekayaan. Hal terbaik adalah mendengarkan kata hati dan pikiran karena itu akan menuntunmu ke arah yang benar. “ –(Diane N. Bark, presiden DHB Finansial Services, Inc )
3. “ Jujur terhadap diri sendiri. Lebih baik lakukan hal yang membuatmu nyaman dari pada memprihatinkan diri sendiri atas keinginan orang lain. berbagai kebaikan tanpa disengaja akan datang sendiri. “–( Robert J. Birnbach, presiden dan CEO Primordium Holdings, LLC )
4. “ Komitmen secara totalitas dalam pekerjaan merupakan kunci kesucsesan dari seseorang. Semua itu bisa terwujud dengan sempurnah apabila dia bekerja dengan hati, mencintai pekerjaanya, dan memiliki keinginan kuat atas target yang akan dicapai.” –( Dian M. Soedarjo, Editor in Chief Harper Bazaar Indonesia)
5. “ Orang tidak berbohong hanya sekali. Sekali orang berbohong, biasanya mereka akan terus berbohong untuk me-support kebohongan yang pertama kali diucapkannya. Integritas sejalan dengan kejujuran. Cobalah untuk selalu konsisten dengan apa yang kamu katakan, pikirkan, dan kerjakan. “–( D.A. Bento )
6. “ Hampir semua orang kaya dan powerful bukanlah orang yang memiliki talenta, pendidikan tinggi, charming, atau tampan. Mereka menjadi kaya dan powerful karena mereka menginginkanya. “–( Paul Arden )
7. “ Tidak ada yang tidak mungkin. Semua tergantung apakah anda siap atau tidak siap untuk melakukanya. “–( Edward Sentot Prabutomo, President Director PT MNC Networks )
8. “ Mulai perpikir dan bertindak layaknya seorang pemenang.” –( Paul Arden)
9. “ Kepercayaan dan ketekunan menghasilkan proses peningkatan pengetahuan, tanggung jawab, inisiatif, dan kreatifitas. “–( Daniel Tumiwa, Business Development Digital Media PT. Djarum NuBuzz Networks, Musik Business BuzzMaster )
10. “ Pemikiran terbuka untuk menggalih hal baru justru akan membawa seseorang ke berbagai penemuan yang tidak sengaja, tetapi berguna. “–( David A. Vesi, opini untuk Larry Page, co founder Google Inc )
11. “ Kita tidak melihat sesuatu apa adanya. Kita melihat sesuatu seperti apa yang kita ingin lihat. “–( Anais Nin, penulis)
12. “ Anda akan dapat menciptakan hasil yang terbaik jika Anda menaruh keyakinan dan kepedulian tinggi terhadap langganan anda! Mereka tidak peduli apa yang anda katakan tetapi mereka menginginkan anda peduli pada mereka. “–( Brian Billdt, Advisor Life Fitness Indonesia)
13. “ Jalan terus sampai ada yang memberhentikanmu, setelah itu jalan lagi. “–(D. A. Benton)
14. " ketika kamu berupaya keras dalam suatu kegagalan, kemungkinan besar kamu akan sucses. " -( D. A bento )
15. " semakin kamu sering terjatuh, semakin besar kemungkinan kamu menemukan sesuatu yang berharga. " -( Sergey Brin, co founder google Inc )

EFEK JURNALISTIK TERHADAP MEDIA

Libertarial teori atau bisa diartikan sebagai kebebasan pers yang berkembang pada abad ke- 19. Dalam teori ini manusia dipandang sebagai makluk rasional yang dapat membedakan antara yang benar dan salah. Dewasa ini teori libertarian sudah menjadi implikasi seorang jurnalistik sebagai kebebasan dalam pers untuk mengkritik dan memberikan informasi kepada pers dengan tujuan aturan aturan yang menciptakan keuntungan berupa materi bagi pemiliknya sendiri dan pers ini cenderung kurang tertarik pada soal kepentingan masyarakat yang relevan.
Alhasil kebebasan memberikan informasi kepada pers menimbulkan berita yang seharusnya tidak relevan untuk masyarakat menjadi relevan untuk masyarakat, inilah yang dimaksud dari efek jurnalisme yang lantas menelikung kehidupan kita dengan amat dasyatnya, alhasil mau tak mau kita pun seolah kelimpungan dalam mencari makna sejati mondialisasi. Efek ini aneh tapi nyata pasalnya ia membuat kehidupan kita sehari hari tergantung sangat pada informasi media massa misalnya berita artis yang kawin cerai dan berita pemerintah yang menyeleweng selingkuh.
Menyimak hal di atas mau tak mau kita juga juga mesti merenungkan makna reformasi dan kebebasan karena pada dasarnya kedua istilah ini belakangan sudah menjadi semacam visi duniawi dalam kehidupan sehari hari. Hal ini kan makin terasa diartikan oleh media massa sebagai pembeberan informasi secara telanjang artinya berkat perkembangan dasyat teknologi komunikasi, oleh media massa ruang ruang pribadi kita sertamerta dijadikan dan sekaligus dileburkan kedalam ruang ruang public. Dalam penegasan lain media massa memanfaatkan ruang ruang pribadi sebagai komoditas padahal ruang ruang pribadi biasanya dipenuhi nilai-nilai luhur yang dianggap sacral atau bahkan tabu dipertontonkan di muka umum. Dampaknya sebagaimana dikatakan oleh orang bijak dunia hanya segenggam tangan, perhatikan siaran TV, lalu simaklah acara gossip yang dikemas dalam semangat hiburan alhasil kita diberi informasi yang seharunya tidak penting untuk masyarakat tetapi memang inilah gaya kebebasan dalam pers yang memiliki gaya sebebas bebasnya, alhasil kita mesti berperang pula badi jurnalis artinya kita harus berani menyampaikan pikiran, opini, atau pandangan kita terhadap tulisan berbentuk yang dihasilkan jurnalis di dalam media massa dan kita harus dapat mengkritisi apa yang dihasilkan oleh jurnalis dengan artian kita harus mempertanyakan latar belakangnya yang paling dalam dan mempertanggung jawabkan secara rasional.

Hilangnya budaya cinta terhadap bangsa

Hilangnya budaya cinta terhadap bangsa
Kebudayaan adalah tingkah laku atau kebiasaan dan benda atau barang yang dihasilkan oleh manusia atau dapat diartikan oleh ilmu antropologi kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal tersebut dapat kita pahami kalau semua tindakan yang dilakukan oleh manusia dapat menghasilkan kebudayaan. Dewasa ini kebudayaan indonesia memang sulit kita defisinikan, namun kebudayaan indonesia memperlihatkan kekayaan dan keragaman sejarah bangsa dari nenek moyang kita tetapi keudayaan di indonesia semakin lama semakin tergeser oleh kemajuan IPTEK.
Over consuntive adalah salah satu kebudayaan akibat kemajuan IPTEK di dalam bangsa kita ini bisa dikatakan gejala-gejala perilaku sosial kebudayaan baru di indonesia, over consuntive adalah prilaku gaya hidup yang berlebihan dapat dikatakan anti gaya hidup penghematan, gaya hidup sehari-hari yang membutuhkan banyak biaya untuk mencapainya, ini identik dengan masyarakat kelas elit indonesia termasuk pemerintah yang menghambur hamburkan uangnya untuk memenuhi kepribadian semata seperti kebiasaan pemerintah hobi dengan olahraga golf, dapat dikatakan inilah budaya yang sekarang tren dilakukan oleh pejabat pejabat di gedung DPR dan MPR di jakarta seakan terjadi kesenjangan sosial antara masyarakat kecil dan kaum elit pemerintah, pada dasarnya rakyatlah yang memilih pejabat-pejabat tinggi yang memiliki model model pemikiran kapitalisme dan liberalisme, model model ini adalah gaya hidup negara barat yang tak sesuai dengan identitas negara idonesia seakan pembangunan dan perekonomian indonesia sudah dibanjiri oleh pembangunan seperti KFC, Mc’Donald, PITZZA HOT dan banyak lainya, ini lah yang disebut pembangunan yang menganut pemikiran kapitalisme dan liberalisme mengakibatkan masyarakat kita yang slalu memikirkan siap saji untuk hal apapun. Hal ini juga berdampak dalam kehidupan remaja sekarang yang kita lihat sudah membiasakan hidup over consumtive sebagai gaya yang tren untukdikatakan gaul dirinya seperti kita lihat membeli pakaian pun remaja kita mesti ingin pakaian yang terbuat dari negara barat alhasil generasi remaja indonesia tak akan menghargai hasil karya anak bangsa yang kreatif dan akan menimbulkan mental generasi bangsa kelilangan rasa nasionalisme terhadap bangsa sendiri dan menghilangkanrasa cinta akan prodak dalam negeri.
Sekarang terlihat kebudayaan ini semakin menjadi jadi di bangsa indonesi dengan kata lain indonesia yang mempunyai keanekaragaman budaya lambat laun akan terhapus oleh kejamnya kemajuan IPTEK ini disebabkan karena generasi bangsa sekarang sukar untuk melestarikan budaya budaya bangsa alhasi plagriralisme kebudayaan yang seharusnya sebagai aset kekayaan budaya bangsa indonesia diambil dan dinyatakan oleh dunia kalau itu bukan asal kebudayaan indonesia, kita menyadari bahwa setiap negara memiliki aset kebudayaan masing masing bukan berarti kita haruslah menerima kebudayaan barat dengan begitu saja tetapi harusnya masyarakat memiliki fliter atau lintas budaya untuk menjaga kebudayaan yang sesuai dengan identitas bangsa dengan memegang teguh norma-norma dan nilai-nilai agama dan dapat kita lihat bahkan kebudayaan yang datang dari luar seringkali bertolak belakan dengan kebudayaan asli bangsa tetapi bukan berarti kita harus menolak dan menutup diri untuk mempelajari kebudayaan dari luar karena tidak semua kebudayaan dari luar akan berdampak buruk dan juga harus di garis bawahi tidak semua kebudayaan dari luar baik untuk itu kita harus membandingkan mana yang sesuai dengan kemajuan tanpa menghilangkan budaya asli karena itu bisa jadi refleksi budaya yang kita miliki.
Maka seharusnya kita sebagai masyarakat yang mempunyai banyak kebudayaan memahami lintas budaya, lintas budaya merupakan kajian yang dilakukan dengan cara membandingkan berbagai unsur sejumlah kebudayaan maupun ucapan, sikap, tingkalaku berbagai individu dengan latarbelakan berbeda yang terjadi dalam interaksi sehari-hari maka dapat diartikan perbandingan merupakan tekni analisis untuk membentuk budaya multikultural. Kita dapat membandingkan dengan perbandingan regional composion yang dilakukan dengan cara telebih dahulu mengklasifikasikan kebudayaan-kebudayaan yang harus disaring sebelum menyebar dalam kebudayaan yang ada sebelu kebudayaan baru, setelah itu ditarik kesimpulan tentang proses bagaimana kebudayaan itu berfungsi menjadi sebuah wilayah kebudayaan baru teknik ini melihat bagaimana kebudayaan saling berhubungan.